Klasifikasi Protozoa – Ciri-ciri, Alat Gerak, Filum, Reproduksi

KLASIFIKASI PROTOZOA – Kembali lagi di portal maudisini, kali ini kami akan membahas dengan rinci mengenai klasifikasi protozoa secara lengkap, klasifikasi protozoa berdasarkan alat geraknya,, protozoa klasifikasi yang lebih rendah, macam macam protozoa dan gambarnya, jenis jenis protozoa, struktur tubuh protozoa
taksonomi protozoa.

Dunia ini terbentuk dengan jutaan macam makhluk hidup di dalamnya, ada manusia, hewan dan tumbuhan. Terdapat banyak sekali ragam jenis hewan tumbuhan di dunia ini. Mulai yang sering kita lihat hingga yang untuk melihatnya saja diperlukan alat bantu.

Di dunia ini terdapat sesuatu yang menyerupai hewan, sebut saja protozoa. Apakah kalian tahu mengenai protozoa?
Jika tidak, simaklah artikel dibawah ini, maudisini akan membahas mengenai klasifikasi protozoa.

Pengertian Protozoa

pengertian protozoa
microbiologyonline.org

Protozoa ialah kelompok lain protista eukariotik. Terkadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa.

Contohnya saja algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.

Semua spesies Euglenophyta yang bisa hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma.

Hal ini adalah contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik.

Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.

Merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair.

Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkanmaka protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang disebut Kista. Ilmuwan yang pertama kali mempelajariprotozoa adalah Anthony van Leeuwenhoek.

Klasifikasi Protozoa Berdasarkan Alat Geraknya

klasifikasi protozoa berdasarkan alat gerak
ypnuruliman.blogspot.co.id

Protozoa adalah Protista yang menyerupai hewan, protozoa memiliki arti hewan pertama (protos= pertama dan zoon= hewan) adalah organisme seluler yang bersifat eukariotik yang tidak memiliki dinding sel serta heterortro yang dapat bergerak (motil).

Terdapat beberapa macam alat gerak dari protozoa, yakni sebagai berikut;

  • Pseudopodia atau kaki semu
  • Silia atau rambut getar
  • Flagela atau bulu cambuk.

Menurut kajian evolusi, protozoa dianggap sebagai cikal bakal dari organisme hewan yang sangat kompleks. Hingga saat ini terdapat sekitar 65.000 jenis protozoa yang telah diketahui.

Ciri-ciri Protozoa

ciri ciri protozoa
slidesharecdn.com

Salah satu organisme yang menyerupai hewan ini memiliki filum dari Kingdom Protista memiliki ciri-ciri sebagai berikut;

  • Bersifat eukaritorik, artinya memiliki inti sel yang terbungkus oleh membrane.
  • Organisme bersel satu atau uniseluler.
  • Tidak memiliki dinding sel.
  • Hidup dengan sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni).
  • Terdapat tiga alat gerak yakni pseudopodia, silia dan flagella.
  • Hidup secara bebas, parasite dan sporofit.
  • Bersifat heterotof atau tidak dapat membuat makana sendiri.
  • Memiliki ukuran tubuh sekitar 100 hingga 300 mikron.

Reproduksi Protozoa

Dalam proses reproduksi dengan dua cara, yaitu secara seksual dan secara aseksual. Berikut ini akan dijabarkan cara reproduksi dari protozoa.

Secara Seksual

Protozoa dapat bereproduksi secara seksual dengan cara penyatuan game yang berbeda jenis sehingga dapat menghasilkan zigot. Bisa juga secara konjugasi yaitu penyatuan inti vegetative sel. Terdapat satu jenis protozoa yang tidak bereproduksi dengan cara seksual, yaitu jenis Amoeba sp.

Secara Aseksual

Protozoa bereproduksi secara aseksual dengan cara melakukan pembelahan biner, yaitu dari satu sel membelah menjadi dua sel, lalu membelah menjadi empat sel dan seterusnya. Pada walnya, pembelahan biner ini pada pembelahan ini sel atau kariokinesis dan kemudia dilanjutkan dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis).

Baca Juga  12+ Makanan Khas Indonesia yang Mendunia dan Mudah Dibuat

Jenis-jenis Filum Protozoa

klasifikasi protozoa
slidesharecdn.com

Protozoa berarti hewan pertama (protos = pertama; zoon = hewan), digambarkan sebagai organisme mirip hewan karena dapat bergerak dan mengambil makanan dari organisme lain. Pengklasifikasian Protozoa berdasarkan alat geraknya. Protozoa dikelompokkan ke dalam enam filum yakni;

  1. Rhizopoda
  2. Actinopoda
  3. Foraminifera
  4. Zooflagellata
  5. Ciliata
  6. Sporozoa.

Berikut ini adalah penjelasan setiap filumnya;

Filum Rhizopoda (Sarcodina)

Filum Rhizopoda (Sarcodina)
zonabiokita.web.id

Rhizopoda bergerak menggunakan kaki semu atau pseudopodia. Pseudopodia juga berfungsi sebagai alat untuk menangkap mangsa. Kaki semu tersebut adalah penjuluran protoplasma sel. Habitatnya di air tawar atau air laut, di tempat basah atau hidup parasit dalam tubuh hewan dan manusia.

Rhizopoda cukup mudah diamati yakni Amoeba. Amoeba memiliki bentuk tubuh yang tidak tetap. Bagian luar tubuhnya terdapat membran sel yang berfungsi sebagai pelindung isi sel, pengatur pertukaran zat atau gas, penerima rangsang kimia dari lingkungan, dan sebagai alat gerak dengan cara membentuk pseudopodia.

Pada dalam tubuh Amoeba ada sitoplasma. Sitoplasma inilah Amoeba dapat dibedakan menjadi dua, ektoplasma (bagian luar) dan endoplasma (bagian dalam). Reproduksi aseksualnya dengan cara membelah diri.

Amoeba bergerak menggunakan pseudopodia. Selain untuk bergerak, pseudopodia ini dipakai untuk menangkap makanan. Setelah menangkap makanan, pseudopodia membentuk rongga makanan. Rongga makanan tersebut kemudian beredar di dalam sitoplasma. Pada saat itu, makanan dicerna dan sari makanan masuk dalam sitoplasma.

Terdapat dua jenis Amoeba yang dibedakan berdasarkan tempat hidupnya, yakni sebagai berikut;

1. Ektoamoeba

Ektoamoeba hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas). Contoh Amoeba proteus (hidup di tanah lembap), Difflugia (hidup di air tawar), dan Globigerina (hidup di air laut).

2. Entamoeba

Entamoeba hidup di dalam tubuh organisme lain. Contoh Entamoeba sebagai berikut.

  • Entamoeba histolytica
    Organisme ini hidup di dalam usus besar manusia dan bersifat parasit. Entamoeba histolyticamasuk ke dalam tubuh manusia melalui minuman atau makanan dan mengakibatkan penyakit diare yang disebut juga penyakit amebiasis. Apabila tidak diobati, kista Amoeba dapat mencapai hati dan tinggal di dalamnya. Dalam jangka waktu lama kista tersebut dapat menyerang organ hati.
  • Entamoeba coli
    Entamoeba coli hidup dalam tubuh manusia dan tidak bersifat parasit.
  • Entamoeba gingivalis
    Entamoeba gingivalis hidup dalam rongga mulut. Organisme ini menguraikan sisa makanan dalam rongga mulut. Organisme ini dapat mengakibatkan peradangan dalam rongga mulut yang disebut gingivitis.

Filum Actinopoda

Filum Actinopoda
biologi-indonesia.blogspot.co.id

Filum Actinopoda memiliki pseudopodia ramping dan menyebar yang disebut axopodia. Tubuhnya berbentuk bola. Berikut ini adalah Contoh Actinopoda

  1. Heliozoa
    Heliozoa adalah jenis protozoa dari filum Actinopoda yang tidak bercangkang dan hidup di air tawar.
  2. Radiozoa
    Radiozoa adalah jenis protozoa dari filum Actinopoda yang memiliki cangkang dari bahan silika dan hidup di air laut. Cangkang dari radiozoa ini sering digunakan sebagai bahan pembentuk gelas, bahan penggosok, dan bahan peledak.

Filum Foraminifera

Filum Foraminifera
gudangbiologi.com

Foraminifera mempunyai cagkang yang tersusun dari unsur dan zat kapur dan silika. Cangkang Foraminifera memiliki cerah dan pada permukaannya ada lubang-lubang kecil. Gerakan organisme ini sangat lambat.

Filum Foraminifera memiliki habitat di laut dan menempel di bebatuan atau sebagai plankton. Contoh dari filum Foraminifera adalah Polistomella dan Globigerina.

Cangkang Foraminifera dapa dipakai untuk menunjukkan sumber minyak. Selain itu, Foraminifera juga dipakai untuk menentukan umur relatif lapisan-lapisan batuan sedimen laut. Hal ini disebabkan cangkang Foraminifera ditemukan di semua lapisan batuan.

Rangka Foraminifera yang telah mati akan mengendap di dasar laut dan dalam waktu yang lama akan hancur menjadi tanah globigerina.

Berikut ini merupakan contoh cangkang Foraminifera yang sudah mengeras menjadi kerak pembentuk tanah Globigerina.

Filum Zooflagellata (Zoomastigophora)

Filum Zooflagellata
isheti.wordpress.com

Zooflagellata memiliki alat gerak berupa bulu cambuk (flagela). Habitat dari Zooflagellata berada di air tawar atau air laut dan tempat basah atau parasit dalam tubuh hewan dan manusia. Kebanyakan Zooflagellata hidup soliter, tetapi ada yang berkoloni.

Baca Juga  Arti Barakallah Fii Umrik dan Doa Ucapan Selamat Ulang Tahun Islami dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia Lengkap

Terdapat pula Zooflagellata yang hidup bersimbiosis dan ada yang hidup sebagai parasit dalam tubuh hewan atau manusia. Contoh dari Zooflagellata yang hidup bersimbiosis, yakni Trichonympha dan Myxotricha yang hidup di dalam usus rayap.

Spesies ini pada umumnya menghasilkan enzim selulase yang bermanfaat untuk mencerna selulosa dalam kayu yang dimakan rayap.

Berikut ini adalah Contoh Zooflagellata yang bersifat parasit dan dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit.

  1. Trypanosoma gambiense dan T. rhodosiensi, bisa menyebabkan penyakit tidur pada manusia. Hospes intermediatnya, yaitu lalat tse-tse (Glossina palpalis).
  2. Trypanosoma evansi, menjadi penyebab penyakit sura pada hewan ternak. Hospes intermediatnya lalat tabanus.
  3. Trypanosoma cruzi, dapat hidup dan berkembang dalam darah manusia dan dapat menyebabkan anemia.
  4. Leishmania donovani, mengakibatkan penyakit kala-azar.
  5. Leishmania tropica, mengakibatkan penyakit kulit.
  6. Trichomonas vaginalis, parasit pada alat kelamin wanita yang dapat menjadi penyebab terjadinya peradangan vagina. Pada umunya peradangan ini ditandai oleh keluarnya cairan dari vagina disertai rasa gatal pada alat kelamin.

Filum Ciliata (Ciliophora)

Filum Ciliata
oftilmu.com

Ciliata adalah Protista bersel satu yang seluruh permukaan tubuhnya ditumbuhi rambut atau bulu getar (silia) yang berjumlah banyak. Beberapa Ciliata memiliki silia yang mengelompok di bagian tertentu di tubuhnya. Silia berfungsi untuk bergerak dan memasukkan makanan ke dalam sitostoma.

Makanan dari sitostoma akan masuk ke sitofaring (kerongkongan sel). Setelah sitofaring penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.

Sel Ciliata memiliki dua inti sel, yakni makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar daripada mikronukleus. Makronukleus berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Mikronukleus berfungsi pada proses reproduksi.

Ciliata memiliki bentuk tubuh yang tetap, tidak berubah-ubah dengan bentuk dasar oval. Habitat klasifikasi protozoa yang satu ini berada pada daerah yang mengandung cukup banyak bahan organik dan ada yang hidup sebagai parasit.

Berikut ini adalah beberapa contoh Ciliata;

  1. Vorticella, memiliki bentuk seperti lonceng, tangkai memanjang yang melekat pada dasar dengan silia di sekeliling mulutnya.
  2. Didinium, mempunyai habitat tempat tinggal di perairan dan merupakan predator Paramecium.
  3. Stentor, terdapat banyak hidup di sawah atau air menggenang yang mengandung banyak bahan organik. Organisme ini memiliki wujud seperti terompet dengan bagian mulut dikelilingi silia dan bagian tangkainya
    melekat pada dasar.
  4. Nyctoterus ovalis, adalah organisme bersel satu yang hidup di dalam usus kecoak. Organisme
    ini berbentuk oval dan dapat bergerak karena pada permukaan tubuhnya terdapat silia. Bentuk
    organisme ini mirip Paramecium.
  5. Paramecium caudatum memiliki wujud seperti sandal. Silia Paramecium caudatum berada pada seluruh permukaan tubuhnya.
  6. Balantidium coli, sebagai parasit dalam tubuh manusia dan hewan ternak, hidup dalam usus besar
    dan dapat mengakibatkan diare.

Filum Sporozoa (Apicomplexa)

Filum Sporozoa
slidesharecdn.com

Semua anggota filum Sporozoa memiliki sifat parasit dan tidak memiliki alat gerak yang spesifik. Pada fase zigot dapat bereproduksi membentuk spora. Contoh Sporozoa yakni Plasmodium sp. Jenis Sporozoa ini dapat menyebabkan penyakit malaria melalui vektor nyamuk Anopheles betina.

Terdapat empat proses dari Plasmodium, yakni sebagai bentuk klasifikasi protozoa berikut ini;

  1. Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria tertiana, masa sporulasinya setiap 2×24 jam.
  2. Plasmodium malariae menyebabkan penyakit malaria kuartana, masa sporulasinya setiap 3×24 jam.
  3. Plasmodium ovale menyebabkan penyakit malaria dengan gejala mirip malaria tertiana, masa sporulasinya setiap 48 jam.
  4. Plasmodium falcifarum menyebabkan penyakit malaria tropika, masa sporulasinya antara
    1–3 × 24 jam.

Plasmodium bereproduksi secara metagenesis atau mengalami pergiliran keturunan. Proses metagenesis ini terbagi dalam dua fase yaitu sebagai berikut.

1. Fase Generatif (Sporogoni) yang Terjadi Dalam Tubuh Nyamuk.

Setelah nyamuk mengisap darah manusia yang menderita malaria, mikrogametosit akan tumbuh menjadi mikrogamet (gamet jantan) dan makrogametosit tumbuh menjadi makrogamet (gamet betina). Lalu terjadi fertilisasi antara mikrogamet dan makrogamet di dalam usus nyamuk.

Baca Juga  20 Contoh Rumusan Masalah Skripsi, Makalah, Penelitiaan, Proposal [LENGKAP]

Fertilisasi tersebut akan menghasilkan zigot diploid (ookinet). Ookinet kemudian masuk ke dalam dinding usus nyamuk membentuk kista. Dalam kista tersebut, zigot berkembang menjadi sporozoit. Sporozoit kemudian menuju ke kelenjar ludah nyamuk.

2. Fase Vegetatif (schizogoni/membelah diri) yang Terjadi Dalam Tubuh Manusia.

Sporozoit berpindah ke tubuh manusia melalui ludah nyamuk Anophelesbetina saat nyamuk itu menggigit.
Sporozoit kemudian masuk ke dalam sel-sel hati dan berkembang menjadi merozoit. Merozoit ini dapat menyerang sel-sel darah merah sehingga sel-sel tersebut pecah.

Dalam keadaan ini, penderita malaria mengalami demam. Merozoit kemudian berkembang menjadi gametosit (mikrogametosit dan makrogametosit).

Toxoplasma gondii juga termasuk Sporozoa. Toxoplasma gondii mengakibatkan toxoplasmosis. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan.

Infeksi Toxoplasma sangat berbahaya bagi ibu yang sedang hamil. Bayi yang dikandung ibu yang terinfeksi Toxoplasmabisa meninggal sebelum lahir atau dilahirkan dalam keadan cacat.

Habitat Protozoa

habitat protozoa
afifahputri30.blogspot.co.id

Klasifikasi Protozoa memiliki habitat di air atau setidaknya di tempat yang basah. Protozoa biasanya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, tinggal pada organisme inang.

Inang protozoa yang memiliki sifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.

Semua protozoa membutuhkan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut adalah bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air.

Ada juga klasifikasi protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia.

Beberapa protozoa cukup berbahaya bagi manusia sebab mereka dapat mengakibatkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.

Morfologi Protozoa

taksonomi protozoa
microbiologyonline.org

Beberapa morfologi protozoa yakni akan dijelaskan dibawah ini;

  1. Protozoa adalah sel tunggal yang memiliki pergerakan secara khas dengan menggunakan pseudopodia atau kaki palsu, sedangkan flagela / silianya ada yang tidak bisa bergerak aktif.
  2. Kebanyakan jenis protozoa mempunyai bentuk spesifik yang ditandai dengan adanya daya fleksibilitas ektoplasma yang ada pada bagian dalam membran sel.
  3. Semua protozoa memiliki vakuola kontraktil yang berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan – kelebihan air yang berasal dari sel atau sebagai pengatur tekanan osmosis. Untuk jumlah dan letak vakuola kontraktil protozoa akan berbeda untuk setiap spesies.
  4. Protozoa tidak mempunyai dinding sel dan juga tidak mengandung selulosa ataupun khitin seperti pada jamur dan juga algae.
  5. Terdapat beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera dengan memiliki kerangka luar yang sangat keras mengandung dari Si dan Ca. Sedangkan jenis Protozoa seperti Difflugia memiliki kemampuan untuk mengikat partikel mineral dalam membentuk kerangka luar yang keras. Selain itu juga terdapat jenis protozoa seperti Radiolarian dan juga heliozoan yang mampu menghasilkan skeleton yang sering ditemukan dalam bentuk fosil.
  6. Kerangka luar dari protozoa jenis Foraminifera tersusun atas CaO2 oleh sebab itu dalam jangka waktu jutaan tahun koloninya mampu membentuk batuan kapur.
  7. Kista adalah protozoa yang dapat berada dalam bentuk vegetatif atau dalambentuk istirahat. Apabila protozoa berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan maka dapat membentuk kista sebagai bentuk untuk mempertahankan hidupnya. Sedangkan saat kista berada dalam keadaan yang menguntungkan, maka protozoa akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.

***

Itulah penjelasan secara detail mengenai klasifikasi protozoa secara lengkap, klasifikasi protozoa berdasarkan alat geraknya,, protozoa klasifikasi yang lebih rendah, macam macam protozoa dan gambarnya, jenis jenis protozoa, struktur tubuh protozoa, taksonomi protozoa.

Semoga bermanfaat 🙂

2 thoughts on “Klasifikasi Protozoa – Ciri-ciri, Alat Gerak, Filum, Reproduksi”

Leave a Comment